Wanita itu begitu sederhana, dari raut wajahnya kepahitan
dan getirnya hidup telah dirasakan. Bahkan mungkin masih dilaluinya.Dengan
pendidikan yang tak terlalu tinggi, mimpinya pun sederhana, buah hati tidak
mewarisi apa yang kini dan pernah dijalani.
Dari kesederhanaannya itulah, semua buah hatinya bisa
terlepas dari belenggu kebodohan. Kekuatan hatinya membuat apa yang dimiliki
dipertaruhkan hanya untuk masa depan sang buah hati.
Benar, hidup dalam kesederhanaan membuatnya bersama sang buah
hanti hampir tak pernah merasakan kemewahan makan, pakaian dan berlimpahnya
harta. Semua apa yang dimilikinya ditujukan oleh wanita sederhana itu, hanya
untuk memikirkan bagaimana pendididkan semua buah hatinya.Itulah yang ingin
diwariskan buat buah hatinya. Kegetiran dalam kesederhanaan, membuat buah
hatinya tegar dan terbiasa dengan kesusahan.
Menjahit adalah keahlian yang dimiliki. Dengan
ketrampilannya itulah, ia mampu menjadi wanita mandiri, menopang sang suami
yang hanya seorang pengemudi ojek. Namun jarang terdengar wanita sederhana itu
mengeluh dan menyumpah pada keadaan. Ia menikmati irama hidup ini dengan
keyakinan, keindahan hidup tidak terletak pada sedikit banyaknya harta. Namun
hidup lurus dan bersyukur menjadi kunci kebahagian hidup.
Memberi les privat juga pernah dijalani, walaupun diganjar
dengan gula, beras, teh atau barang lainnya pernah pula dilakoni. Entah mengapa
ada saja tetangga percaya pada wanita itu untuk memberi pengajaran, walaupun
tak ada sedikitpun pendidikan guru dimiliki wanita itu.
Goresan kelelahan wanita sederhana itu semakin terlihat
ketika buah hantinya semakin dewasa. Menempuh pendidikan, mencari pekerjaan dan
menempuh hidup baru membuat buah hatinya sedikit mengurangi perhatian pada
wanita sederhana itu.
Namun, geliat dan aktivitas wanita sederhana itu tak
bekurang dan makin bertambah. Apalagi dengan semakin luasnya bergaul dan ingin
memanfaatkan ketrampilan yang dimiliki, berbagai kegiatan PKK kini menjadi
perhatian setelah buah hatinya bisa mandiri.
Pagi, 29 Mei 2011, wanita sederhana itu nampak sibuk di
dapur. Menyelesaikan nazar atas kesembuhan buah hati ketiganya yang sekian lama
sakit. Dimana wanita sederhana itu
hampir tiap hari menunggu buah hatinya yang tekena batu empedu. Lantaran sang
istri enggan menjaga dengan berbagai alasan. Nazarnya ingin berbagi panganan
dengan tetangga, memang jauh hari
disiapkan. Sebagai ungkapan rasa syukur dan kesehatan yang ingin diungkapkan
pada sang pencipta.
Berpacu dengan waktu, lantaran siang ia harus bergabung
dengan ibu-ibu PKK yang akan membantu persiapkan pelantikan sang penguasa baru
Balikpapan di Dome (Balikpapan Sport Centre).
Semua nampak biasa dan berjalan normal. Dari wajah kelelahannya tak
nampak jika semua menjadi beban.
Namun jalan Tuhan berkata lain, tanpa ada tanda dan
peringatan. Diutusnya malaikat Jibril untuk menjemput wanita tua itu. Tanpa
semua menyadari dan memprediksi melalui sakit ataupun mimpi. Semua tertegun dan
terkejut. Pada saat semua buah hati bermimpi akan memberi yang terbaik buat
wanita sederhana itu.
Dari kesederhanaannya itulah, semua buah hatinya bisa
terlepas dari belenggu kebodohan. Kekuatan hatinya membuat apa yang dimiliki
dipertaruhkan hanya untuk masa depan sang buah hati.
Benar, hidup dalam kesederhanaan membuatnya bersama sang buah
hanti hampir tak pernah merasakan kemewahan makan, pakaian dan berlimpahnya
harta. Semua apa yang dimilikinya ditujukan oleh wanita sederhana itu, hanya
untuk memikirkan bagaimana pendididkan semua buah hatinya.Itulah yang ingin
diwariskan buat buah hatinya. Kegetiran dalam kesederhanaan, membuat buah
hatinya tegar dan terbiasa dengan kesusahan.
Menjahit adalah keahlian yang dimiliki. Dengan
ketrampilannya itulah, ia mampu menjadi wanita mandiri, menopang sang suami
yang hanya seorang pengemudi ojek. Namun jarang terdengar wanita sederhana itu
mengeluh dan menyumpah pada keadaan. Ia menikmati irama hidup ini dengan
keyakinan, keindahan hidup tidak terletak pada sedikit banyaknya harta. Namun
hidup lurus dan bersyukur menjadi kunci kebahagian hidup.
Memberi les privat juga pernah dijalani, walaupun diganjar
dengan gula, beras, teh atau barang lainnya pernah pula dilakoni. Entah mengapa
ada saja tetangga percaya pada wanita itu untuk memberi pengajaran, walaupun
tak ada sedikitpun pendidikan guru dimiliki wanita itu.
Goresan kelelahan wanita sederhana itu semakin terlihat
ketika buah hantinya semakin dewasa. Menempuh pendidikan, mencari pekerjaan dan
menempuh hidup baru membuat buah hatinya sedikit mengurangi perhatian pada
wanita sederhana itu.
Namun, geliat dan aktivitas wanita sederhana itu tak
bekurang dan makin bertambah. Apalagi dengan semakin luasnya bergaul dan ingin
memanfaatkan ketrampilan yang dimiliki, berbagai kegiatan PKK kini menjadi
perhatian setelah buah hatinya bisa mandiri.
Pagi, 29 Mei 2011, wanita sederhana itu nampak sibuk di
dapur. Menyelesaikan nazar atas kesembuhan buah hati ketiganya yang sekian lama
sakit. Dimana wanita sederhana itu
hampir tiap hari menunggu buah hatinya yang tekena batu empedu. Lantaran sang
istri enggan menjaga dengan berbagai alasan. Nazarnya ingin berbagi panganan
dengan tetangga, memang jauh hari
disiapkan. Sebagai ungkapan rasa syukur dan kesehatan yang ingin diungkapkan
pada sang pencipta.
Berpacu dengan waktu, lantaran siang ia harus bergabung
dengan ibu-ibu PKK yang akan membantu persiapkan pelantikan sang penguasa baru
Balikpapan di Dome (Balikpapan Sport Centre).
Semua nampak biasa dan berjalan normal. Dari wajah kelelahannya tak
nampak jika semua menjadi beban.
Namun jalan Tuhan berkata lain, tanpa ada tanda dan
peringatan. Diutusnya malaikat Jibril untuk menjemput wanita tua itu. Tanpa
semua menyadari dan memprediksi melalui sakit ataupun mimpi. Semua tertegun dan
terkejut. Pada saat semua buah hati bermimpi akan memberi yang terbaik buat
wanita sederhana itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar