Rabu, 23 Mei 2012

Forum Wartawan Energi Temui Imdaad




Apa yang menjadi warisan penting dari Imdaad untuk Balikpapan? 
Balikpapan tetap di harapkan menjadi kota modern dan ramah lingkungan dalam menjawab arah kebijakan setelah di tinggalkan Walikota Balikpapan Imdaad Hamid SE. hal itu terlontar saat Forum Wartawan Energi (FWE) bertemu dan  diterima diruang kerjanya pada Rabu 25 -11-2010 lalu..

Forum yang pelopori Arif Er Rahman, Danang Agung, Sumarsono, Devi Alamsyah, Habibi Al Gazali dan Hendratmo Eko Putro tersebut, diterima Imdaad secara khusus dimasa ujung jabatan Walikota Balikpapan yang sudah dijabatnya dua periode..

Dalam diskusi hangat dan familiar tersebut, Imdaad melihat masalah Kaltim yang kaya akan sumber alam terutama Migas akan habis pada waktunya. Tambang lain seperti batu bara akan muncul dan menjadi permasalahan baru.


Forum yang di gawangi para inasan pers ini diharapkan Imdaad agar nantinya juga dapat melebarkan focus perhatiannya pada sumber tambang di kaltim lainnya.

“Migas akan habis, namun tambang lain seperti batubara akan muncul, hal itu harus menjadi focus perhatian kita bersama”ujar Imdaad.

Terutama Balikpapan, dengan tegas Imdaad tetap meminta pada pemimpin penggantinya untuk tetap tidak memberi ruang bagi pertambangan batubara. Yang perlu di sinergikan bagi pembangunan kota ini adalah berintegrasi dsengan daerah-daerah lainnya. alasan Imdaad mengapa kekayaan batu bara di wilayah Balikpapan tak tergiur untuk di eksploitasi dimasa pemerintahannya.

Dicontohkannya, jangan semua daerah berlomba-lomba membangun bandara udara, namun ditingkatkan infrastrutur jalan penghubung. Jika tidak cocok penggemukan Sapi di Balikpapan dapat dibuat di penajam paser utara (PPU) nanti dijualnya di Balikpapan. Begitu pula fasilitas dan atlit  olah raga, jangan berlomba-lomba membuat stadium, namun lebih mengoptimalkan potensi daerah sehingga tidak perlu menggunakan atlit luar pada saat ada kejuaraan.

“Perlu ada pemetaan potensi daerah di Kaltim ini, yang dibutuhkan adalah silaturahmi pemimpin-pemimpin yang ada sehingga tercipta kestauan pola pikir dalam menentukan kebijakan pembangunan”hara Imdaad.

Dalam kesempatan itu pula, ketua FWE Arief Er Rahman, meminta pada Imdaad setelah lengser tetap dapat memeberi sumbangsih pemikiran pada pembangunan kota, terutama pada FWE yang semakin tertantang untuk meningkatkan perannya di Kaltim.

Yang menjadi catatan penting buat saya, Balikpapan tetap ingin fokus pada kota jasa, industri dan pariwisata. Membuka tambang tidak menutup kemungkinan akan melumpuhkan salah satu atau semua komponen tujuan dari visi Balikpapan tersebut. Royalti tambang tak mampu menuntaskan permasalahan kesejahterahan atau bahkan menimbukan permasalahan baru, yang pasti aspek kerusakan lingkungan tak dapat dihindarkan. Hasil tambang tak sebangding dengan cost kerusakan yang akan ditimbulkan.

Apa yang telah menjadi komitmen Imdaad kiranya kita semua harus mengawal, siapa pun yang akan menahkodai Balikpapan kedepan. Biarkan kota ini tumbuh berkembang tampa hadirnya tambang yang pasti menjanjikan kerusakan. Permasalahan kota ini kiat pelik, jangan ditambah dengan problem baru yang tak berujung.

Dengan segala kelebihan dan kekurangan Imdaad memimpin kota ini, ketegasannya menolak pada investor tambang perlu kita apresiasi. Balikpapan harus tetap menjadi kota maju namun peduli pada lingkungan yang asri, dan jawabannya tiada kata lain harus bisa!.

Imdaad telah mewariskan komitmen  itu untuk warga Balikpapan , tugas kita hanya membangun, menjaga dan membela!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar