Balikpapan tetap di harapkan menjadi kota modern dan ramah
lingkungan dalam menjawab arah kebijakan setelah di tinggalkan Walikota
Balikpapan Imdaad Hamid SE. hal itu terlontar saat Forum Wartawan Energi (FWE) bertemu dan diterima diruang kerjanya pada
Rabu 25 -11-2010 lalu..
Forum yang pelopori Arif Er Rahman, Danang Agung, Sumarsono,
Devi Alamsyah, Habibi Al Gazali dan Hendratmo Eko Putro tersebut, diterima
Imdaad secara khusus dimasa ujung jabatan Walikota Balikpapan yang sudah
dijabatnya dua periode..
Dalam diskusi hangat dan familiar tersebut, Imdaad melihat
masalah Kaltim yang kaya akan sumber alam terutama Migas akan habis pada
waktunya. Tambang lain seperti batu bara akan muncul dan menjadi permasalahan
baru.
Forum yang di gawangi para inasan pers ini diharapkan Imdaad
agar nantinya juga dapat melebarkan focus perhatiannya pada sumber tambang di
kaltim lainnya.
“Migas akan habis, namun tambang lain seperti batubara akan
muncul, hal itu harus menjadi focus perhatian kita bersama”ujar Imdaad.
Terutama Balikpapan, dengan tegas Imdaad tetap meminta pada
pemimpin penggantinya untuk tetap tidak memberi ruang bagi pertambangan
batubara. Yang perlu di sinergikan bagi pembangunan kota ini adalah berintegrasi dsengan daerah-daerah
lainnya. alasan Imdaad mengapa kekayaan batu bara di wilayah Balikpapan tak tergiur untuk di eksploitasi
dimasa pemerintahannya.
Dicontohkannya, jangan semua daerah berlomba-lomba membangun
bandara udara, namun ditingkatkan infrastrutur jalan penghubung. Jika tidak
cocok penggemukan Sapi di Balikpapan dapat
dibuat di penajam paser utara (PPU) nanti dijualnya di Balikpapan . Begitu pula fasilitas dan atlit olah raga, jangan berlomba-lomba membuat
stadium, namun lebih mengoptimalkan potensi daerah sehingga tidak perlu
menggunakan atlit luar pada saat ada kejuaraan.
“Perlu ada pemetaan potensi daerah di Kaltim ini, yang
dibutuhkan adalah silaturahmi pemimpin-pemimpin yang ada sehingga tercipta
kestauan pola pikir dalam menentukan kebijakan pembangunan”hara Imdaad.
Dalam kesempatan itu pula, ketua FWE Arief Er Rahman,
meminta pada Imdaad setelah lengser tetap dapat memeberi sumbangsih pemikiran
pada pembangunan kota, terutama pada FWE yang semakin tertantang untuk
meningkatkan perannya di Kaltim.
Yang menjadi catatan penting buat saya, Balikpapan
tetap ingin fokus pada kota
jasa, industri dan pariwisata. Membuka tambang tidak menutup kemungkinan akan
melumpuhkan salah satu atau semua komponen tujuan dari visi Balikpapan tersebut. Royalti tambang tak mampu
menuntaskan permasalahan kesejahterahan atau bahkan menimbukan permasalahan
baru, yang pasti aspek kerusakan lingkungan tak dapat dihindarkan. Hasil
tambang tak sebangding dengan cost kerusakan yang akan ditimbulkan.
Apa yang telah menjadi komitmen Imdaad kiranya kita semua
harus mengawal, siapa pun yang akan menahkodai Balikpapan kedepan. Biarkan kota
ini tumbuh berkembang tampa
hadirnya tambang yang pasti menjanjikan kerusakan. Permasalahan kota ini kiat pelik,
jangan ditambah dengan problem baru yang tak berujung.
Dengan segala kelebihan dan kekurangan Imdaad memimpin kota ini, ketegasannya
menolak pada investor tambang perlu kita apresiasi. Balikpapan
harus tetap menjadi kota
maju namun peduli pada lingkungan yang asri, dan jawabannya tiada kata lain
harus bisa!.
Imdaad telah mewariskan komitmen itu untuk warga Balikpapan , tugas kita hanya membangun,
menjaga dan membela!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar