Selasa, 29 Mei 2012

Kado Special Dari Tuhan


Tanpa lilin dan kue tart manis. Sebagai tanda jika aku kian bertambah usia, bertambah tua, bertambah lupa dan bertambah senja.

Ulang tahun bagi seseorang mungkin menjadi momentum perayaan yang special untuk mengingatkan jika manusi semakin berjaya ada di dunia. Namun tak sedikit pula momentum itu terlupa dan berjalan biasa. Kelahiran manusia beberapa waktu silam bukan saja untuk dikenang melalui tiupan lilin, sajian panganan dan limpahan hadiah. Banyak cara untuk merayakannya, tanpa kehilangan makna dan tak kalah bahagia. 

Namun manusiawi pula jika momentum kelahiran kita terpancar melalui meriahnya perjamuan. Menikmati kebahagiaan dengan menghadirkan ribuan undangan. Suka cita perlu dibagi dengan momentum tersebut. selain ada kemampun tentunya kemauan. 

Sebagian dari kita mungkin menjadi suatu proses intropeksi diri terhada rekam jejak apa yang kita lakukan. Tuhan telah memberi hidup buat kita, lalu tambahan usia menjadi tanda kalau kita perlu mengingat berapa lama kenikmatan dunia telah kita rasakan. Tambahan usia dan  masih menikmati kehidupan berjalan pada saat itu, harusnya menjadi kado special untuk kita mengingat  tujuan hidup yang masih banyak belum tercapai.

Senin, 28 Mei 2012

Wanita Sederhana


Wanita itu begitu sederhana, dari raut wajahnya kepahitan dan getirnya hidup telah dirasakan. Bahkan mungkin masih dilaluinya.Dengan pendidikan yang tak terlalu tinggi, mimpinya pun sederhana, buah hati tidak mewarisi apa yang kini dan pernah dijalani.

Dari kesederhanaannya itulah, semua buah hatinya bisa terlepas dari belenggu kebodohan. Kekuatan hatinya membuat apa yang dimiliki dipertaruhkan hanya untuk masa depan sang buah hati.

Benar, hidup dalam kesederhanaan membuatnya bersama sang buah hanti hampir tak pernah merasakan kemewahan makan, pakaian dan berlimpahnya harta. Semua apa yang dimilikinya ditujukan oleh wanita sederhana itu, hanya untuk memikirkan bagaimana pendididkan semua buah hatinya.Itulah yang ingin diwariskan buat buah hatinya. Kegetiran dalam kesederhanaan, membuat buah hatinya tegar dan terbiasa dengan kesusahan.

Belajar dari Imam Widodo


Selama 22 tahun bekerja disebuah maskapai penerbangan bonafite dan terkenal membuatnya merasa nyaman dan merasa akan langgeng. Dengan 66 pesawat terbang, dan rute menguasai wilayah Indonesia, maskapai Bouraq pada 20-30 tahun silam masih jaya-jayanya mengudara menghiasi angkasa.

Bouraq yang diambil dari nama kendaraan Nabi Muhammad pada saat menjalani Isra Miraj, menjadi salah satu maskapai penerbangan favorite bagi warga, sebelum banyaknya pilihan untuk terbang. Ketika krisis menghantam dan munculnya berbagai maskapai penerbangan. Bouraq tiarap-kolaps.

Jabatan pimpinan cabang Bouraq Balikpaan, yang dijabatnya harus ditanggalkannya tanpa pesangon dan uang jasa berarti untuk menjadi bekal pensiun yang belum diharapkannya. Imam Widodo, pria kurus dengan cirikhas kumis dan brewok tebal, harus tumbang pula dari posisi kepala cabang Bouraq Balikpapan. 

Jumat, 25 Mei 2012

Sukhoi Lalai


Tragedi pesawat Sukhoi super jet   menabrak gunung Salak, mengingatkan tragedi Kapal Titanic yang karam menabrak gunung es. Kapal pesiar besar, mewah dan gagah, seakan siapapun tak bisa menenggelamkan kapal ini. Tapi lacur, baru perdana kapal pesiar ini berlayar, gesekan badan kapal dari baja itu tak sanggup pula berbenturan dengan dinding ES buatan Tuhan.

Ratusan orang tenggelam, mati sia-sia. Keangkuhan manusia membuat kealpaan menyiapkan kapal skoci yang seharusnya mampu menampung penumpang yang akan menyelamatkan diri.akhirnya mereka mati sia-sia dalam dinginnya laut dan kelelahan.

Bagaimana dengan Sukhoi super jet, pesawat yang konon super cepat buatan Rusia ini?. Ternyata baru demo terbang perdana di bumi Indonesia, menghamtamkan dirinya di gunung Salak. Apakah pilot tak paham medan dan cuaca di Indonesia? Tapi sebagai pesawat super canggih yang telah lulus uji penerbangan, Pesawat Sukhoi tak perlu diragukan lagi teknologi yang digunakan.

Duka Melanda Balikpapan



Duka Melanda Balikpapan, bencana menerpa kota ini lagi. Hujan deras sejak subuh hingga menjelang siang membuat naiknya debet air di Kota Balikpapan.Persis seperti beberapa tahun lalu. Namun hujan kali ini lebih deras dan lama,membuat kawasan yang langganan banjir, seperti Jl. MT Haryono (dam) dan Jl. A. yani tergenang air.

Ironi memang, pembangunan Balikpapan yang kian pesat memberi dampak lingkungan berkepanjangan. Kamis 25 Mei 2012, bencana banjir dan longsor menjadi catatan hitam bagi Balikpapan. Sebanyak 6 korban dari kedua bencana tersebut merengut nyawa warga kota ini.

Menunggu "Taring" Tim Monitoring


Gagasan pembentukan Tim Monitoring pembangunan Balikpapan sedang dalam penggodokan dan berproses. Tim yang dibentuk dari berbagai unsur masyarakat Balikpapan ini digagas oleh LSM Format dan Stabil.

Pelatihan dan pembekalan bagi Tim tersebut sudah semaksimal mungkin di rangsang untuk memahami secara sungguh-sungguh, mengapa tim ini harus dibentuk. Mereka  akan mencoba memeloti dari perencanaan, pelaksaaan hingga penyelesaian kegiatan dilingkungan Pemkot Balikpapan yang menggunakan dana APBD atau APBN.

Semangat Tim ini nampak saat pelatihan begitu menggebu, berbagai proyek di Pemkot Balikpapan baik fisik ataupun non disik telah di bidik. Sasaran SKPD atau badan di lembaga pemkot Balikpapan telah dijadikan target untik di monitoring. Berbagai argumen dibangun, mengapa SKPD-SKPD tersebut menjadi sasaran utama untuk di evaluasi pemanfaatan anggaran yang dirasa cukup besar berpontensi penyimpangannya.

Kamis, 24 Mei 2012

Mengenang Wamen


Kesederhanaan dari sosok pejabat ini yang sangat lekat kuperhatikan, selain rambutnya yang nyentrik=bukan nyender ditiang listrik, lantaran gondrong dan membuatnya jauh dari kesan seoarang pejabat.

Awal aku bertemu saat dia menjadi nara sumber dalam petemuan dengan wartawan pemerhati energi migas di Jakarta pada 2010 lalu. Dia saat itu masih menjadi seorang guru besar di ITB. Namun beberap bulan kemudian ia diangkat menjadi wakil menteri energi sumber daya dan mineral (ESDM).

Ya, ia adalah Widjajono Partowidagdo yang kini bukan sekedar seorang dosen atau guu besar, ia adalah pejabat Negara. Namun keseharian dalam kesederhanaan sebagai pejabat Negara tak pernah ia tanggalkan. Sebagai wakil menteri ternyata tidak mampu melepaskan jati dirinya dari seorang pria lugas dan bersahaja.

Rabu, 23 Mei 2012

Forum Wartawan Energi Temui Imdaad




Apa yang menjadi warisan penting dari Imdaad untuk Balikpapan? 
Balikpapan tetap di harapkan menjadi kota modern dan ramah lingkungan dalam menjawab arah kebijakan setelah di tinggalkan Walikota Balikpapan Imdaad Hamid SE. hal itu terlontar saat Forum Wartawan Energi (FWE) bertemu dan  diterima diruang kerjanya pada Rabu 25 -11-2010 lalu..

Forum yang pelopori Arif Er Rahman, Danang Agung, Sumarsono, Devi Alamsyah, Habibi Al Gazali dan Hendratmo Eko Putro tersebut, diterima Imdaad secara khusus dimasa ujung jabatan Walikota Balikpapan yang sudah dijabatnya dua periode..

Dalam diskusi hangat dan familiar tersebut, Imdaad melihat masalah Kaltim yang kaya akan sumber alam terutama Migas akan habis pada waktunya. Tambang lain seperti batu bara akan muncul dan menjadi permasalahan baru.

Tempuh 56 Km Perhari



Profesi wartawan bukan cita-cita baginya, namun sebuah panggilan jiwa yang membawanya hingga bertahan sampai saat ini menggeluti dunia tulis menulis. Bagi Syarifudin Ryo, (32), profesi yang kini menjadi bagian hidupnya banyak memberi warna tersendiri dan pengembangan wawasan. Bertemu semua kalangan dari pejabat hingga pejahat pernah di jumpainya, membuatnya lebih banyak memahami karakter manusia.

Menurut pria yang kini memiliki 2 buah hati ini,  awal karir jurnalistiknya dari sebuah majalah religi Hidayatullah. Bahkan ia pernah mencicipi koresponden di stasiun televisi Indosiar untuk wilayah Balikpapan. Dengan bekal pengalaman di sejumlah media tersebut, dirinya dipercaya untuuk mengelola Tabloid Manuntung yang beredar khusus di Balikpapan.

Demi kecintaannya pada profesi wartawan ini, dirinya harus rela menempuh perjalan lebih dari 56 kilometer dari kediamannya didaerah perbatasan Balikpapan – Kutaikartanegara setiap harinya. Sehingga tak heran Ryo begitu panggilan akrabnya, baru bertemu rekan-rekan sesama wartawan ketika matahari sudah diatas kepala.

“Kalau pagi saya harus antar jemput anak dulu, baru liputan”terangnya.

Perjuangan Menuju Offshore




Menyaksikan awal pembangunan Platform Rig di South Mahakam adalah peristiwa yang memberi andrenalin tersendiri. Selain lokasinya tepat ditengah laut, 25 Km dari Balikpapan, menuju ke lokasi offshore menjadi tantangan bagi wartawan yang belum pernah merasakan ayunan gelombang laut yang memusingkan kepala dan memualkan perut.

Awal menuju offshore harus menjalani test pendengaran dan cek alkohol. Standart Operasional Prosedur (SOP) menjadi keharusan bagi perusahaan Migas Total E&P Indonesia (TEPI). Menggunakan speed boad, sejumlah awak media nasional dan lokal tak terkecuali  aku berkesempatan mencicipi rasanya perjalan menuju Platform Rig yang berada ditengah laut.

Benar baru beberapa menit, sejumlah wartawan sudah mulai mual dan pusing. Sarapan pagi yang diberikan akhirnya harus dumuntahkan lantaran tak mampu menahan mual di perut. Bahkan salah satu rekan wartawan harus mendapat perlakuan khusus lantaran sudah tak tahan mabuk laut.

Wajah pucat pasi, tetasan air mata nampak mengisyaratkan  gelombang laut bukan menjadi sahabat dalam perjalan kali ini untuk menyaksikan peristiwa langaka yang akan kami lihat. beberpa rekan lain sebenarnya merasakan hal serupa. Ada yang berusaha tetap bertahan namun tak sedikit yang tak kuasa berkompromi dengan mual dan pusing akibat goyangan laut.Ya, muntah menjadi pilihan terbaik diantara keputusan menahan atau menunggu hingga lokasi.

Kearifan Tumpang Tindih Lahan


Geliat eksploitasi sumber kekayaan alam di Kalimantan Timur kian marak. Era kayu dan minyak yang dulunya sempat mengalami kejayaan, saat ini mulai beralih pada tambang lainnya, yakni batubara dan perkebunan kelapa sawit.   

Dalam perjalanan press tour dari lokasi field Total di Handil, Kutai Kartanegara menuju UBEP Sangasanga dan lapangan Vico di Muara Badak. Nampak semarak geliat kegiatan perusahaan tambang batubara menggunakan alat berat mengeruk mineral dari perut bumi. Tentunya hal yang utama dilakukan pihak penambang adalah pembabatan hutan dan tanaman yang berada diatas permukaan tanah. Sehingga yang nampak, sebagian hutan mulai gundul dan debu betebaran ditengah hutan.

Lubang-lubang menjadi danau terhampar dimana-mana. Kerusakan alam yang terjadi kemungkinan tak sebanding dengan nilai ekonomi yang didapat. Apalagi jika harus melihat kedepannya, dampak dari rusaknya ekosistem alam yang terjadi dari penambangan ini, tanpa tanggung jawab dan komitmen tinggi tak mudah untuk dilakukan rehabilitasi.

Yang Tua Yang Berjaya


Saat ini kebutuhan negara akan energi minyak dan gas semakin meningkat. Produksi minyak Indonesia diharapkan pemerintah dapat mencapai 1 juta barrel perhari, namun industri migas hanya mampu mencapai dibawah angka tersebut. Kisaranya hanya 930 ribuan barel perhari. Sedangkan kebutuhan bahan bakar  untuk dalam negeri  saja mencapai 1,3 juta barel perharinya. Tentunya, mau tak mau Indonesia harus mengimpor dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri.

Karenanya, kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) migas diharapkan pemerintah untuk terus menggenjot produktivitasnya  ditengah resource yang kian menipis dan sumur-sumur minyak yang kian menua.

Senin, 21 Mei 2012

Balada Materialman Crew Rig


Hidup ditengah laut, jauh dari sanak famili menjadi bagian keseharian para pekerja off shore. Kejenuhan dengan rutinitas kerja menjadi kebosanan yang menjadi kenikmatan membeku. Semua bermuara menjadi kekuatan tersendiri, bahwa menghidupi anak-istri pernik-pernik sebagai pekerja off shore yang hidup diatas Rig harus dijalani.

Rig yang terdiri dari rangkaian besi-besi yang dirangkai menjadi tempat tinggal, beraktivitas, istirahat dan semua kegiatan layaknya didarat adalah sarana bagi pekerja Off Shore bernaung. Dari pekerja drilling, kichen, marine, materia man hingga manager Rig tinggal dalam area sekitar seluas lapangan sepak bola.

Maswan Sainudin (31), menempuh 6 jam perjalanan dari pelabuhan jety (pelabuhan speed boat) ke Rig tempatnya bekerja. Letak anjungan Rig yang berada mendekati selat Makasar tersebut, sudah 3 tahun ia menjadi pekerja off shore sebagai material man di PT. Supracao kontraktor Perusahaan Migas Chevron yang berpusat di Amerika.

Menguak Masa Depan Tambang Kita



Permasalahan Pertambangan di Indonesia kian kompleks. Seirama dengan bergulirnya otonomi daerah, dimana penguasa daerah gubernur, walikota dan bupati dapat mengeluarkan izin operasional pertambangan. Tiap daerah yang merasa kaya akan Sumber daya alam ini, pemerintah setempat berlomba-lomba mengeruk potensi SDA nya, guna meningkatkan pundi-pundi keuangan daerah dengan alasan mempercepat pembangunan  daerah.

Nafsu pemimpin daerah yang memberikan izin pertambangan tersebut  biasanya lantaran balas budi pada saat para investor memberikan financial pada saat sang calon pemimpin mencalonkan diri dalam pilkada. Kompensasi dari dukungan tersebut, dibarter dengan dipermudahnya izin mengeruk SDA di daerahnya jika si calon jadi bupati/walikota menang. Burgaining kepentingan ini yang tidak dapat dihindarkan.

Tak terkecuali daerah Kalimantan Timur, provinsi yang konon katanya sangat kaya akan SDA migas dan batu bara ini. Pada saat era kayu sudah berlalu, ratusan izin eksploitasi batu bara bermunculan. Deru alat berat merambah hutan-hutan hijau di bumi etam. Pohon besar dan kecil diatas tanah di gerus hingga ludes. Dikeruk, diangkut dan menyisakan ratusan lubang-lubang galian.

Minggu, 20 Mei 2012

Tergoda “Nyonya Tua” Blok Mahakam


Lapangan Migas Blok Mahakam

Blok Mahakam yang saat ini hangat diperbincangkan ibarat wanita  yang tetap seksi di usia senjanya. Menarik dan menggairahkan untuk tetap dilirik dan dinikmati setiap apa yang di hasilkan dari pesona wanita tua ini. Namun wanita yang berubah menjadi nyonya tua tersebut, bukan malah kehilangan pesonanya. Daya pikat diusia senjanya malah mengundang berbagai mata untuk berebut menjamah tubuh dan merasakan aliran surga rupiah yang ditawarkannya.

Meskipun telah beranjak menua, kandungan gas di Offshore Mahakain masih menjanjikan. Cadangan gas di sana mencapai 12,2 TCF (trilyun kaki kubik). Nilai gas Mahakam setelah dikurangi biaya investasi penambangan dan return 12% ditaksir masih ada sekitar US$ 2,6 milyar atau sekitar Rp 23,5 trilyun.

Bertahan di Sistem “Jadul” PSC Migas


Rig Offshore
Berbagai sistem pengelolaan minyak dan gas di Indnesia pernah dilakukan. Melalaui serangkaian pengalama dan pahit getirnya mengelola hasil bumi yang muaranya diperuntukakn bagi kesejahterahan rakyat. Indonesia saat ini mencoba menggunakan  PSC (production sharing contract), setelah sebelumnya menggunakan system konsesi/royaly sebagai alternative tawaran bagi perusahaan migas yang ingin menggali potensi emas hitam di bumi nusantara.