Sabtu, 15 Desember 2012

Makan Bareng, Ngeblog Bareng




Tak terasa komunitas Blogger Balikpapan berusia lima tahun. Tepat 9 desember 2009 lalu, komunitas ini berdiri di Balikpapan. Membawa misi mengkoneksikan jejaring sosial didunia maya antar komunitas, wahana ini menjadi ajang sharing berbagi dan belajar bersama tentang berbagi hal.

Perayaan lima tahun blogger Balikpapan digelar secara sederhana namun tak menghilangkan esensi dalam kemeriahannya. Bertempat di rumah makan Torani  Balikpapan, komunitas Blogger bersua dengan berbagai cerita ceria.

Stemboat  menjadi suguhan dari Torani bagi blogger yang hadir. Walau baru kali ini penulis mencoba steamboat ini, ternyata  makan dengan cara masak sendiri guna mengetahui kualitas masakan (mentah dan matangnya masakan kita) menjadi taste yang mengasyikan. Kita menyantap udang, ayam, sayuran, kepiting bahkan kerang yang kita olah sendiri.

Bagai seorang masterchief handal, semua bahan makanan yang tersidia dimasukan dalam wajan kecil yang disediakan. Dengan sedkit mentega penganti minyak, aneka sayuran dan daging dicampur diwajan kecil pembakaran. Ditambah sedikit bumbu-bumbu penyedap, diaduk dan dibalik-balik aroma menebar kesegenap ruangan.

Makyosss! Rasanya. Kami baru saja menyantap steamboat racikan blogger Balikpapan dan Rumah makan Torani yang memperkenalnya pada kami.

Torani hadir di Balikpapan pada 10 Desember 2009, tepat satu hari setelah tanggal kehadiran Blogger Balikpapan  Sehingga tak  heran jika Torani dan Blogger layaknya adik dan kakak yang bisa saling bersinergi. Mengembangkan komunitas bagi blogger dan pelanggan bagi Torani.

Dengan motto All  you can call eat, Torani mencoba memanjakan pelangannya. Sebuah strategi jemput bola dalam menuntaskan keinginan pelanggannya yang tak sempat mampir, Torani siap mengantar pesanan anda dimanapun berada.

Ya, di Ultah Blooger Balikpapan dan Rumah Makan Torani, kita makan bareng ngeblog bareng.
Gendang gendut tali kecapi, kenyang perut ngeblog senang hati.

Selasa, 28 Agustus 2012

Renungan ke 51 Tahun Pramuka “Mati Segan Hidup Enggan”


Renungan ke 51 Tahun Pramuka
“Mati Segan Hidup Enggan”

Kepanduan yang lebih dikenal Pramuka, sebagai organisasi kader dan pembinaan generasi muda yang telah berusia 51 tahun ini, ternyata semakin jauh tertinggal, monoton dan kuno dirasakan generasi sekarang. Pramuka tak mampu mencuri hati peminat bagi pelajar dan pemuda Indonesia. Namun jangan salahkan pula pelajar/generasi muda saat ini, jika tak jatuh hati pada organisasi berlambang tunas kelapa ini.

Dari tahun ketahun Pramuka tak mampu melepaskan diri dari kegiatan yang sudah selayaknya harus mengikuti perkembangan jaman. Namun ketrampilan lawas dan terkesan monoton masih menjadi gaya dan kebanggaan senior, pembina dan andalan. Para sepuh dan andalan Pramuka ternyata tak mampu merangsang generasi penerusnya untuk mampu menjadikan Pramuka tetap digemari dan menyesuaikan dengan keadaan kekinian.

Jika tidak dilakukan  pembenahan, jangan salahkan jika Pramuka hanya mejadi pelengkap pakaian setiap hari Sabtu, Pembina dan kepala sekolah menjadi bagian Pramuka bukan lantaran kesadaran dan keiklasan, namun lebih pada tuntutan dan keterpaksaan.

Sabtu, 14 Juli 2012

Mengapa Super Mall Bukan Super Hall

  
Pembangunan Super Mall di lokasi eks Rumah Sakit Umum Balikpapan yang pernah berubah menjadi Pusat Kegiatan Islam Balikpapan (Puskib), masih menjadi pro dan kontra. Tanah milik Provinsi Kaltim yang kini diberikan kuasa pada Perusda Kaltim, berniat menggandeng Investor dengan nilai triulnan rupiah untuk merubah lahan eks Puskib menjadi Super Mall yang konon dapat menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar.

Namun untuk mendirikan Super Mall bukan hal yang mudah, kawasan Puskib yang terletak di daerah rawan banjir dan kemacetan menjadi catatan tersendiri bagi Pemerntah untuk dapat mengeluakan izin. Pihak-pihak yang tergiur untuk memanfaatkan lahan eks Puskib, kiranya study kelayakan, izin lalin,AMDAL dan tetek bengek lainnya harus dikantongi. 

Namun untuk menggolkan proyek super megah ini dengan segala izin tersebut, berbagai trik dan taktik oleh Perusda sedang terus dilakukan. Loby-loby dengan pejabat daerah setempat, konsultasi dan sosialilasi pada masyarakat, giat dilakukan. Bahkan konon ada lurah setempat sampai-sampai harus turun tangan untuk mensosialisasikannya, walau dengan cara setengah intimidasi pada warga. Tak luput LSM yang bersuara lantang pun perlahan-lahan harus di elus, agar rencana Super Mall berjalan mulus.

Senin, 18 Juni 2012

GAJI 13 = CELAKA 13


Menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) masih menjadi impian sebagian anak negeri. Menerima gaji bulanan, perjalanan dinas jika ada, insentif dan tunjangan lainnya. Sebagian masyarakat menilai, menjadi PNS adalah wibawa yang terutama, walau gaji tak seberapa. Namun minat menjadi PNS hingga kini tak pernah surut walau kuota semakin menyusut.
Penerimaaan Gaji plus yang lainnya, saat ini buat PNS tidak bisa dibilang kecil. Idealnya Remunerasi dan gaji 13 menjadi perangsang untuk meningkatkan kinerja PNS sebagai pelayan dan abdi masyarakat. Walaupun mengukur kinerja PNS, hingga kini masih terlalu sulit menentukan keberhasilannya.
 Nah yang aneh, ada gaji ke 13, gaji macam apa lagi nih yang dirumus dan dirancang oleh pemerintah hingga disebut gaji ke 13. Apa lantaran bulan masehi hanya sampai 12, maka ada tambahan gaji diluar 12 bulan itu disebut gaji 13. Buat PNS apapun sebutanya bukan masalah, tapi besaran dan kapan pencairannya itu yang menjadi harapan.

Minggu, 17 Juni 2012

Manusia Gorong-Gorong


Untuk bertahan hidup dan mendapat tempat tinggal manusia melakukan berbagai cara. Hidup dibawah kolong jembatan, diatas pohon, samping rel kereta api bahkan di dalam gorong-gorong pun dijalani. Kehidupan keras membuat manusia mencari akal dan solusi. Sebagian mampu memperoleh dengan tetap tegar mempertahankan nilai-nilai nurani, namun tak sedikit yang berlebih tetap rakus memenuhi ambisi.

Negara hingga kini yang dijalankan oleh pemerintah, hanya mampu mendesign cita-cita mulia melalui teks mati berupa aturan yang kita sebut undang-undang. Pemerintah masih terlalu lamban dan malas merealisasikan memberi tempat yang layak huni bagi masyarakatnya. Padahal dari lamban dan malasnya kinerja pemerintah tersebut, tidak menutup kemungkin mempercepat proses pemiskinan rakyat Indonesia. 

Padahal amanat yang dicita-citakan undang-undang begitu mulia:
a.  bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, yang merupakan kebutuhan dasar manusia, dan yang mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembentukan watak serta kepribadian bangsa sebagai salah satu upaya membangun manusia Indonesia seutuhnya, berjati diri, mandiri, dan produktif;

Selasa, 12 Juni 2012

Kaya Di Usia Muda


Kaya mungkin menjadi cita-cita atau harapan setiap manusia. Jalan mencapai kekayaan itu berbagai cara. Bahkan usia bukan menjadi factor penentu dalam  memwujudka kekayaan tersebut. Bahkan ada anak balita yang kekayaannya melebihi orang tua, lantaran bakat yang di miliki sang anak. Ini bisa kita lita dari hadirnya artis-artis cilik yang sukses meraup jutaan dollar, melalui film, bintang iklan atau tarik suara. Walaupun peran orang tua tak bisa kita abaikan atas kekayaan buah hatinya yang masih berusia dini tersebut.
Atau kekayaan itu bersumber dari warisan orang tua kita yang telah tiada. Kekayaan yang dicarinya dengan kerja keras, jatuh pada sang pewaris (anak)  lantaran hubungan darah dengan berperginya orang tua. Namun ini sah-sah saja kita terima sebagai buah dari usaha kerja orang tua kita, lalu tinggal bagaiman kita mempergunakan kekayaan tersebut untuk bertambah dan bermanfaat guna.
Kekayaan juga biasanya tumbuh dan berkembang dari upaya, kerja keras dan kreativitas kita melihat peluang dan memanfaatkan sumber daya yang ada dalam diri kita. Kekayaan yang bersumber dari kerja keras inilah yang membuat kita memahami betapa pentingnya keuletan tersebut untuk menuju kemakmuran.
Kekayaan diraih dari kerja keras bisnis yang dirintis, atau pun warisan keluarga sama saja nikmatnya. Setidaknya, logika di atas menjelaskan asal kekayaan orang kaya termuda di dunia versi Majalah Ekonomi dan Bisnis, Forbes. Berikut ini daftar lima pemuda yang berada di urutan teratas:
1. Dustin Moskovitz
Dustin Moskovitz adalah teman sekamar Mark Zuckerberg sewaktu melanjutkan pendidikannya di Universitas Harvard. Di usia 27 tahun, kekayaannya mencapai USD 3,5 miliar atau setara Rp 33 triliun. Selain bisnisnya di Facebook, Moskovitz juga mendirikan lembaga sosial bersama Bill Gates, Mark Zuckerberg, dan Warren Buffet.

Cercaan Menjadi Kekuatan


Banyak yang tak paham kemampuan diri kita, sehingga kitalah yang harus membuka tabir bahwa kemampuan kita sebenarnya tiada batas. Cap bodoh, dungu, tak bisa, tidak mampu, bukan orang sukses adalah sayatan-sayatan yang harusnya mampu membuka tabir kemampuan kita tersebut. Cercaan dan hinaan itu harusnya menjadi motivasi bagi kita untuk membuktikan, bahwa kita adalah pribadi luar biasa dengan kemampuan tiada tara.

Kadang kita membutuhkan hinaan tersebut untuk menyadarkan kemampuan kita yang tak pernah kita eksplorasi dan eksploitasi mahadasyatnya. Potensi itu kita biarkan mengendap, tumbul dan gersang di padang kemalasan. Cercaan itu harusnya menjadi kekuatan pembuktian kalau setiap manusia sebenarnya di takdirkan bukan dalam kondisi bodoh, kita hanya kurang kerja keras dalam memompa kekuatan diri kita. Ini adalah kisah mereka yang mapu menjadikan cercaan dan hinaan sebagai motivasi yang membawa pada kesuskesan dan kebergunaan hidupnya bagi orang lain.

Masatoshi Koshiba lahir di kota Toyohashi, Jepang, pada tanggal 19 September 1926. Waktu remaja Koshiba bercita-cita untuk bergabung dengan sekolah militer (mengikuti jejak ayahnya), atau menjadi seorang musisi (ia senang mendengarkan musik klasik dan membaca novel-novel bersejarah). Tetapi satu bulan sebelum ia mengikuti ujian masuk sekolah militer Koshiba terserang penyakit polio yang memaksanya untuk banyak berbaring dan beristirahat.

Masa-masa pemulihannya dilalui dengan membaca buku tentang ide-ide besar fisikawan terkenal, Albert Einstein, yang diberikan oleh gurunya. Tetapi keputusannya untuk mendalami fisika justru dipicu oleh kata-kata guru lain yang tidak sengaja didengarnya. Menurut guru itu, Koshiba tidak mungkin bisa mempelajari dan memahami fisika karena nilai-nilainya di mata pelajaran fisika dan matematika itu sangat buruk. Komentar ini menempatkan Koshiba pada kondisi kritis. Dalam kondisi kritis ini sel-sel dalam tubuhnya bereaksi, hatinya mulai panas dan motivasinya bangkit. Koshiba nekat  memilih jurusan fisika di Tokyo University. Ia mau membuktikan pada gurunya bahwa ia mampu menguasai fisika!